PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI MASA PANDEMI
Dengan masyarakat (multidimensional) yang beragam suku, agama, ras, dan budaya, Indonesia berpeluang besar memiliki pandangan, pendapat, dan peluang yang berbeda untuk merefleksikan dan mengevaluasi keragaman tersebut. Untuk itu diperlukan pendidikan yang mendukung dan mendorong orang-orang terpelajar untuk menerima kenyataan ini sebagai anugerah, begitu pula sebaliknya. Karena pendidikan tidak gratis dimanapun tanpa berhadapan dengan lingkungan dan sistem sosial dimana pendidikan itu berlangsung.
Kebahagiaan guru adalah topik klasik lain yang tidak
pernah berakhir. Terlepas dari upaya untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan kolaboratif di dalam kelas, para guru menghadapi
kenyataan hidup yang tragis. Salah satunya adalah rendahnya gaji guru Indonesia (khususnya guru honorer). Ada
banyak
tuntutan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui
pendidikan, dan meskipun beban kerjanya besar dan berat, para guru masih
berjuang untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Selain itu, gaji guru yang
rendah juga
menurunkan produktivitas dan kualitas guru dalam profesinya. Bayangkan gaji mereka
hanya bertahan setengah bulan, dan mereka harus melakukan
pekerjaan aneh untuk meningkatkan pendapatan mereka untuk bertahan hidup,
ada yang terlilit hutang dan harus mendapat masalah. Hal ini tentu saja mengurangi
produktivitas
guru dalam menjalankan profesinya. Hanya makan sesuap nasi dan Anda akan terserap
dalam perekonomian. Dampak lain terasa. Pendek kata, kualitas diri
dan kemampuan guru mandek karena sulit memenuhi kebutuhan profesionalnya sebagai guru. Gaji mereka
cukup untuk membeli sembako yang mungkin masih terlilit hutang dan harus melakukan
pekerjaan aneh-aneh. .. Minimnya pengetahuan karena sarana pembelian buku dan mengikuti kursus pelatihan yang
kurang memadai untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Pendidikan
merupakan salah satu kunci
terpenting dalam mengatasi berbagai permasalahan di Indonesia. Namun, masalah
pendidikan ini belum sepenuhnya diselesaikan oleh pemerintah, seperti penerapan sistem
pendidikan terbaik kedua di mana sistem pendidikan negara ini sangat baik. Hal ini dikarenakan
kurangnya tenaga pengajar yang kompeten. Kurikulum pendidikan negara ini tidak kalah
dengan negara-negara maju, namun implementasinya jauh dari optimal. Minimnya
kesadaran
masyarakat akan pendidikan dan pentingnya pendidik dalam membentuk generasi penerus
menjadikan
profesi tersebut tidak dihargai dengan baik di masyarakat. Belum lagi keterbatasan dana pendidikan
yang tersedia bagi pemerintah untuk menyediakan fasilitas sekolah yang dapat
mempengaruhi
perkembangan pendidikan di Indonesia.
Perkembangan sistem pendidikan sejak Indonesia merdeka
telah membuahkan hasil yang mengesankan, dan secara keseluruhan kualitas sumber
daya manusia Indonesia meningkat secara signifikan. Namun, upaya untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, bakat moral dan budaya yang berdaya
saing tinggi bukanlah tugas yang relatif mudah. Hal ini dikarenakan dunia pendidikan
kita masih menghadapi berbagai permasalahan internal yang sangat
sederhana
dan kompleks. Namun, berdasarkan kenyataan saat ini, pendidikan Indonesia memiliki
dua masalah
besar
yang dihadapi dunia pendidikan. Ini adalah bagaimana semua warga negara dapat mengambil
manfaat dari
kesempatan pendidikan, dan bagaimana pendidikan dapat membekali siswa dengan
keterampilan kerja yang solid untuk memasuki bidang kehidupan sosial.
Masalah mutu, efisiensi dan relevansi pendidikan merupakan
faktor yang lain. Masalah mutu pendidikan akan timbul apabila hasil pendidikan
belum mencapai taraf yang diharapkan. Padahal hasil belajar yang bermutu hanya
mungkin dicapai melalui proses belajar yang bermutu. Jika proses belajar tidak
optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang bermutu dan yang
menjadi pokok permasalah mutu pendidikan ini terletak pada pemprosesan
pendidikan, dimana menyangkut komponen pendidikan antara lain anak didik,
pendidik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana pembelajaran, dan juga
masyarakat sekitar. Namun dari komponenkompenen tersebut banyak yang belum bisa
diharapkan diantaranya mengenai sarana dan prasarana serata pendidik. Institusi formal dan
informal memiliki banyak sarana dan prasarana yang kurang memadai, antara lain gedung yang rusak, laboratorium
yang hilang,
kelas, perpustakaan, gedung, bahkan laboratorium yang kurang. Hal ini sangat mengkhawatirkan, padahal sarana atau
prasarana
penting untuk menunjang proses pembelajaran. Seperti UMY, sarana dan prasarana
kampus sangat kurang memadai, namun jumlah mahasiswa sangat banyak dan kelas sangat tidak seimbang. Selain itu, kondisi guru Indonesia
sangat memprihatinkan karena sebagian besar guru tidak demikian. Mereka
cukup profesional untuk melakukan pekerjaan mereka dan banyak yang dinyatakan tidak cocok
untuk
mengajar. Selain itu, banyak dosen magang yang tidak sesuai dengan bidang penelitian
Anda,
sehingga sulit atau tidak seimbang untuk merekrut dosen di daerah
terpencil. Dalam hal ini, masalah pelatihan guru di bidang ini biasanya tertunda,
terutama dalam hal pengenalan kurikulum baru. Setiap pembaruan kurikulum memerlukan penyesuaian oleh pelaksana
lapangan. Secara umum dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pengembangan sumber daya
manusia di
lapangan sangat lambat. Di sisi lain, proses pelaporan untuk menerapkan kurikulum baru bisa sangat memakan
waktu. Akibatnya terjadi kesenjangan antara waktu pelaksanaan kurikulum yang
direncanakan
dengan awal pelaksanaan, serta pelatihan tidak efisien dan efektif. Berdasarkan
data di atas, solusi yang mungkin dilakukan antara lain pengembangan
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana yang menciptakan lingkungan belajar yang damai,
dan pilihan
yang lebih rasional ketika memasuki suatu institusi.
Ada banyak masalah di negara ini, mulai dari masalah ekonomi,
sosial,
hukum, politik dan moral, penyimpangan agama hingga masalah
pendidikan Indonesia. Pendidikan merupakan salah satu kunci untuk
mengatasi
permasalahan negara ini, namun permasalahan pendidikan di Indonesia belum
sepenuhnya terselesaikan. Di bidang pendidikan di Indonesia, ada banyak persoalan yang perlu
ditangani
oleh pemerintah.
Fenomena Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang
signifikan di segala bidang, tidak terkecuali bidang pendidikan. Angka Covid-19
yang terus mengalami peningkatan sejak Februari 2020 membuat pemerintah
mengambil kebijakan serius. Kebijakan tersebut berupa Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB), kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi penyebaran
virus Covid-19. Dampak dari adanya PSBB berupa pembatasan kegiatan keagamaan,
pembatasan kegiatan sosial budaya dan transportasi serta peliburan sekolah
sekolah dan tempat kerja yang tuuannya untuk mengurang kerumunan manusia.
Awalnya, peliburan tersebut hanya berlangsung selama dua minggu saja, namun
terus diperpanjang sehingga menyebabkan sekolah sekolah dan perguruan tinggi
mau tidak mau harus mengubah sistem belajar mengajar. Sistem yang diterapkan
yaitu Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang mengharuskan pelajar dan mahasiswa untuk
belajar di rumah melalui internet.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia telah menyiapkan beberapa program guna membantu peningkatan kualitas
pembelajaran dalam jaringan yang dapat dilakukan oleh pelajar (Abidah et al,
2020, hal. 39). Kemendikbud telah menyusun program aplikasi pembelajaran
berbasis android bernama “Portal Rumah Belajar”. Portal tersebut dapat diakses
di situs learning.kemendikbud.go.id. portal ini menyediakan fitur fitur seperti
bank soal, laboratorium virtual, sumber pembelajaran, dan kelas dalam jaringan.
Fitur fitur terebut dapat diakses oleh seluruh kalangan pelajar baik dari PAUD,
SD, SMP, SMA dan SMK atau sederajat. Menurut Abidah et al. (2020, hal. 39)
dengan lahirnya teknologi buatan anak bangsa dalam bidang pendidikan ini,
membuktikan bahwa Indonesia telah siap dengan segala kemungkinan yang akan
terjadi.
Pembelajaran Jarak Jauh ini mendukung konsep Merdeka
Belajar yang dicanangkan oleh Kemendikbud. Merdeka belajar sendiri memiliki
arti kebebasan dalam belajar, kebebasan dalam mengambil kesempatan untuk
belajar dengan tenang dan bahagia tanpa adanya tekanan. Belajar juga dapat
dilakukan dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja. Kemendikbud juga telah
bekerja sama dengan beberapa platform dalam mempermudah proses Pembelajaran
Jarak Jauh, platform tersebut antara lain Smart Class, Sekolahmu, Ruang Guru,
Quipper, Zenius, Google dan Microsoft.
Penerapan pembelajaran online menjadi cara baru dalam
pembelajaran di tengah pandemi COVID-19. Hal ini menjadi tantangan baru baik
bagi pemerintah, guru maupun siswa sendiri agar proses belajar mengajar dapat
terus berlanjut. Dengan metode baru ini, berbagai macam masalah muncul oleh
siswa dalam pelaksanaan pembelajaran online.
Globalisasi merupakan proses di mana semua penduduk
dunia terhubung ke dalam satu komunitas tunggal tanpa dibatasi ruang dan waktu
(Ismail, 2014, al. 29). Gobalisasi mendorong manusia untuk bertransformasi
dalam peradaban dunia melalui proses revolusi informasi, industrialisasi dan
modernisasi. Era globalisasi menuntut dunia pendidikan untuk meninggalkan
metode pembelajaran tradisional. Pendidikan harus dapat dilakukan dimana saja
dan dijangkau oleh siapa saja dengan bantuan teknologi. Metode pembelajaran
dalam jaringan ini dapat dibilang telah mengikuti perkembangan globalisasi.
Dampak dari adanya perkembangan ini membuat siswa tidak perlu bertemu dengan
guru untuk mendapatkan materi pembelajaran, karena semuanya dapat dilakukan
melalui internet (Hidayat dan Abdillah, 2019, hal 235). Perry (2017)
menyebutkan bahwa fleksibilitas kurikulum sangat diperlukan dalam pendidikan
dunia. Fleksibilitas ini mencakup kemudahan belajar di mana saja dan kapan saja
yang dapat mengembangkan potensi pelajar.
Dalam segala kemudahan tersebut, nyatanya memiliki
dampak negatif dan kekurangan. Dampak negatif tersebut ialah kemalasan pada
siswa yang semakin menjadi (Hidayat dan Abdillah, 2019, hal 236-237). Karena
adanya kemudahan dalam mengakses data dan internet , seringkali pelajar tidak
menggunakannya untuk sarana belajar, namun digunakan untuk hal hal yang berbau
negatif contohnya dengan menyalin tempel bahan pembelajaran tanpa dipelajari
lebih lanjut karean malas berpikir. Dampak lainnya membuat pelajar menjadi
kecanduan dengan gadget, seringkali gadget tidak hanya digunakan untuk belajar
namun juga dgunakan untuk mengakses game.
Merdeka Belajar terlihat sangat sejalan dengan konsep
konsep pendidikan di era globalisasi. Dalam penelitiannya, Abidah et al. (2020
mengemukaakn bahwa pembelajaran jarak jauh ini kurang efektif, karena
menghilangkan nilai-nilai kemanusiaan. Manusia membutuh interaksi secara
langsung dengan manusia lainnya, tidak hanya melalui layar ponsel maupun
komputer. Selain itu, pembelajaran dalam jaringan ini juga lebih susah karena guru
lebih banayk memberi tugas daripada materi belajar. Dalam prakteknya juga,
tidak semua pelajar memiliki akses internet dan perangkat yang memadai. Metode
pendidikan semacam ini hanya dapat diakses oleh lembaga pendidikan dan pelajar
yang terjangkau oleh infomasi (Bidang Pendayagunaan dan Pelayanan Data
Statistik Pendidikan, 2012). Pelajar yang berada di desa desa masih mendapatkan
kesulitan dalam mengakses informasi.
Masalah
pendidikan di Indonesia perlu segera ditindaklanjuti dan diselesaikan.
Di bidang pendidikan, Indonesia dikatakan tertinggal dari negara adidaya. Namun bukan berarti
Indonesia tidak punya harapan. Bahkan, Indonesia digadang-gadang menjadi macan Asia yang disegani
di era Soekarno. Masalah pendidikan di Indonesia sangatlah kompleks. Ketika
masalah-masalah yang muncul sangat mengganggu untuk dimaksimalkan dalam dunia pendidikan.
Kemudahan dari permasalahan tersebut adalah (1)
pengoperasian aplikasi pembelajaran, (2) keterbatasan kuota internet, (3)
sumber/materi pembelajaran tidak lengkap, (4) komunikasi yang kurang baik, dan
(5) motivasi belajar yang menurun selama pembelajaran online. Namun, meskipun
ada kendala yang dihadapi siswa, tidak menghalangi mereka untuk terus belajar
di tempat yang sulit.
Abidah,
A., Hidaayatullaah, H. N., Simamora, R. M., Fehabutar, D., & Mutakinati, L.
(2020). The impact of covid-19 to indonesian education and its relation to the
philosophy of “merdeka belajar”. Studies in Philosophy of Science and
Education, 1(1), 38-49.
Bidang
Pendayagunaan dan Pelayanan Data Statistik Pendidikan. (2012). Isu Pendidikan
Aktual. Jakarta: Pusat Data dan Statistik Pendidikan (PDSP).
Hidayat,
R., & Abdillah, A. (2019). Ilmu Pendidikan: Konsep, Teori Dan Aplikasinya.
Ismail,
M. I. (2014). Isu-isu Pendidikan Kontemporer. Alauddin University Press.
Perry,
B. (2017). Global Education: Current Issues Today.
Komentar
Posting Komentar